18 May
(Only in Bahasa) PT Tunas Inti Abadi (TIA) anak usaha, pemegang konsesi pertambangan di Kalimantan Selatan untuk kedua kalinya menggelar peringatan Hari Bumi (Earth Hour) di 25 Maret lalu (25/3). Jika pada peringatan Earth Hour tahun sebelumnya TIA memusatkan lokasi peringatan di tambang, tahun ini TIA menggelar acara puncak di lokasi Pelabuhan. Selama 60 menit, operasi pelabuhan dihentikan seluruhnya diiringi dengan pemadaman listrik di seluruh perangkat yang terdapat di pelabuhan.
Dengan mengambil tema pelestarian ekosistem laut, rangkaian acara peringatan Earth Hour di TIA mulai dilaksanakan sejak sehari sebelumnya. Dimulai dari aksi bersih pantai di sekitar area pelabuhan TIA, tidak kurang dari 150 personil TIA beserta seluruh kontraktor dilibatkan dalam aksi ini. Kegiatan ini berjalan paralel dengan aksi karyawan mengajar. Beberapa karyawan menyampaikan materi mengenai pentingnya pelestarian terumbu karang di Sekolah Dasar sekitar wilayah tambang.
Esoknya, rangkaian peringatan Earth Hour di pagi hari dilaksanakan di Pantai Madani di wilayah kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu. Pantai Madani diproyeksikan menjadi salah satu komoditi pariwisata unggulan Sungai Loban selain desa wisata Wanasari yang menampilkan arsitektur dan kultur khas Bali di bumi Borneo. Sekedar informasi, di sekitaran Pantai Madani banyak dihuni oleh transmigran dari Jawa, Bali, dan Bugis. Maka tak heran beraneka ragam kultur dapat berasimilasi disini.
Camat Sungai Loban, Samsir yang hadir pada peringatan Earth Hour di Pantai Madani, menyambut antuasis pelaksanaan kegiatan ini. “Pantai Madani ini jika sering dipakai untuk kegiatan semacam ini, lama-lama akan menarik pengunjung untuk datang. Semakin banyak pengunjung, berarti semakin terbuka peluang roda ekonomi bergerak disitu. Kami bersyukur Pantai Madani kembali mendapat kepercayaan untuk gelaran acara Earth Hour, setelah beberapa minggu lalu pantai ini dimanfaatkan untuk gelaran upacara Melasti di Tanah Bumbu”, tuturnya.
Selain kegiatan bersih pantai, aksi lain yang tak kalah penting adalah transplantasi terumbu karrang di lepas pantai Madani. Dalam hal ini, TIA bekerja sama dengan Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) serta Dinas Kelautan dan Perikanan Tanah Bumbu. Kegiatan transplantasi karang di bawah laut mengambil lokasi di gugus karang Madani. Jumlah terumbu karang yang ditanam sebanyak 60 buah dengan ukuran masing-masing 50 x 50 centimeter dan disusun membentuk abjad 60+ pada kedalaman 6 meter di bawah permukaan laut.
“Dalam 6 bulan dan 1 tahun kedepan, kita berharap bibit karang tumbuh membentuk terumbu karang yang indah dan menjadi taman bawah laut (coral sea garden) serta rumah bagi berbagai ikan dan simbiosis biota laut lainnya, perkembangannya akan terus kita pantau”, ujar Eko Priyo, Ketua Ikatan Penyuluh Perikanan Pusat dari Dinas Kelautan dan Perikanan yang turut serta melakukan penanaman terumbu karang.
Malam harinya, Acara puncak peringatan Earth Hour dilaksanakan di area pelabuhan TIA. Tepat pukul 20.30 WITA listrik dipadamkan dan selama satu jam penuh ditengah nyala obor yang membentuk formasi 60+, seluruh personil, tamu, dan undangan TIA menikmati hiburan musik akustik sembari menikmati sajian barbekyu di tepi pantai.
Dadik Kiswanto, Direktur TIA yang turut hadir mengatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian nyata perusahaan terhadap kelestarian lingkungan hidup. “Earth Hour yang kita peringati setiap tahun menunjukkan bahwa kita memiliki komitmen yang kuat dan serius terhadap lingkungan. TIA memiliki prinsip green mining yang berarti kita memerhatikan dampak penambangan dan mengelola dengan baik agar keseimbangan ekosistem tidak terganggu sehingga bermanfaat untuk anak cucu kita nanti”, pungkasnya.
Selain menggelar peringatan Earth Hour di lokasi tambang dan pelabuhan, TIA juga turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan peringatan Earth Hour di kota Banjarmasin.