21 May
Kesungguhan dan komitmen Mifa Bersaudara dalam meningkatkan kualitas operasionalnya terus dibuktikan dengan berbagai langkah. Awal tahun ini, Mifa melakukan tahap kedua audit sertifikasi ISO 9001-2015 Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001-2015 Sistem Manajemen Lingkungan Hidup, OHSAS 18001-2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Audit ini melibatkan pihak luar perusahaan yakni SGS agar lebih objektif.
Audit tahap 2 ini dilaksanakan pada tanggal 4 – 9 Maret 2018. Pembukaan kegiatan audit dilakukan pada Minggu, 4 Maret 2018 di Wisma Rayeuk area tambang Mifa. Pembukaan dihadiri oleh karyawan Mifa dan BEL dari semua departemen, kontraktor dan juga KTT serta Direktur Operasional. Adi Risfandi selaku KTT Mifa menyampaikan kepada seluruh undangan agar dapat memberikan dukungan terhadap jalannya proses audit ini, agar dapat berjalan dengan baik sampai dengan hari terakhir.
Ricky Nelson, selaku Direktur Operasional dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan diadakan sertifikasi audit adalah untuk mendukung operasi perusahaan yang telah dimulai sejak 2011. Menurutnya, untuk menjaga sebuah sistem operasi yang baik maka pelaksanaannya harus dengan menggunakan standar-standar yang baik. Kondisi ini kemudian akan menciptakan sustainability yang baik pula dan akan membawa hasil akhir pada profitability perusahaan.
“Kegiatan sertifikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas, menjaga kualitas yang sesuai standar internasional, optimalisasi kerja dan meningkatkan citra perusahaan,” jelas Ricky kepada timnya.
Tim SGS menghadirkan 3 auditor yaitu Pantja Nugraha, Pintor Siagian dan Wiyana Suwarno. Mereka melakukan audit menyeluruh selama di Mifa. Audit kali ini akan memfokuskan pada operasi dari tambang batubara dan juga aktivitas-aktivitas pendukung yang ada dalam operasional.
Metode audit yang digunakan adalah pengecekan dokumen, kunjungan ke lapangan, dan meminta para penanggung jawab untuk menggambarkan pola atau situasi kerja di Departemennya masing-masing. Versi ISO yang baru ini mengutamakan kelengkapan dokumen. ISO 9001 dapat dilakukan di office dengan melakukan pengecekan dokumen, sedangkan untuk 14001 harus dilakukan pengecekan di lapangan agar dapat memenuhi proses yang ditentukan agar dapat menuju tahapan lanjutan.
Menurut arahan yang disampaikan oleh Auditor, apabila ditemukan temuan yang bersifat critical/major sesungguhnya dapat menghambat proses menuju tahap selanjutnya. Temuan yang bersifat major tersebut harus segera dilakukan perbaikan dan dilaporkan kembali sehingga proses selanjutnya dapat diteruskan. Untuk temuan yang bersifat minor berapapun jumlahnya tetap akan mendapat rekomendasi untuk melanjutkan tahap selanjutnya.
Keesokan harinya, audit dilakukan di kantor tambang. Semua Departemen dan para Auditor berkumpul di ruang meeting untuk melakukan review dokumen ISO 9001:2015 & ISO 14001:2015, termasuk verifikasi audit stage 1 yang telah dilakukan sebelumnya. Semua klausul dalam ISO dijabarkan satu-persatu agar semua Departemen dapat lebih memahami tentang audit tahap 2 ini.
Di hari selanjutnya, Departemen Mine Operation dan Technical Service mendapatkan giliran untuk melakukan proses audit yang pertama, pemeriksaan dokumen yang berkaitan dengan operasional di dalam Mine Operation, termasuk water management, dan coal crushing plant. Untuk Technical Service dilakukan pengecekan tentang Survey dan Geologi termasuk lahan, monitoring Soil dan rencana Reklamasi. Di hari selanjutnya Audit dilakukan terhadap Departemen yang area kerjanya berada di area Mining dan juga di area Port.
Untuk pengecekan di lapangan para Auditor didampingi oleh perwakilan dari setiap Departemen yang terkait, agar dapat mampu menjelaskan kepada Auditor perihal siklus kerja yang ada di lapangan. Lokasi yang dikunjungi adalah pit operation, Fuel tank, waste management, TPS Limbah B3, Maintenance & workshop, area Q&C dan laboratorium, EPR Dumping Area, Jetty, Stockpile, Settling Pond Port,
Di hari terakhir, semua Departemen kembali berkumpul di aula Port untuk mendengarkan hasil laporan para Auditor yang telah melakukan pemeriksaan selama seminggu tersebut. Para Auditor menyimpulkan bahwa proses audit ini tidak ada temuan yang bersifat major, hanya ada 7 temuan yang bersifat minor. Sehingga sertifikat bisa direkomendasikan dari pihak auditor. Untuk proses sertifikasinya sendiri masih ada beberapa hal yang perlu dlengkapi oleh perusahaan.
Untuk temuan-temuan yang bersifat minor adalah temuan yang berhubungan dengan operasional control. Sehingga para Auditor berharap untuk temuan-temua tersebut dapat diperbaiki sehingga perusahaan dapat selalu menjaga kualitasnya.
Sabagai kata penutupan, Adi Risfandi mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu sehingga proses audit dapat berjalan lancar dan baik, namun diharapkan semua tidk segera berpuas diri, dan selalu menjaga kualitas dan berusaha jauh lebih baik demi kemajuan perusahaan.