04 Jan
(Only in Bahasa)
Sebagai Perusahaan Pertambangan batubara terintegrasi yang mengutamakan kualitas baik produk maupun layanan, PT Tunas Inti Abadi (TIA) terus berbenah. Salah satu aspek utama dalam rangkaian aktifitas penambangan TIA yang terus menerus diperbarui adalah aspek Keselamatan, dan Kesehatan Kerja atau lazim dikenal dengan K3.
Bersamaan dengan pelaksanaan bulan K3 Nasional tahun 2016 TIA dengan tema “Melalui Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP/MSMS) Mineral dan Batubara Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing di Pasar Internasional”. Menurut Kepala Teknik Tambang TIA, Hari Sutikno, tema yang berkaitan dengan SMKP bertujuan untuk terus menerus meningkatkan kesadaran akan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam menjaga kesinambungan operasional pertambangan yang efektif dan efisien.
“Dengan adanya SMKP maka pengelolaan K3 di sektor pertambangan akan menjadi lebih baik. Jika mereka mengimplementasikan secara komprehensif, hal ini tentunya akan menghasilkan suatu tujuan positif dimana karyawan akan terhindar dari paparan resiko. Dari sisi perusahaan juga akan diuntungkan. Dengan tidak ada kecelakan tambang maka potensi kerugian baik berupa biaya kerugian biaya langsung maupun biaya tidak langsung yang akan menghambat proses produksi dapat diminimalkan”, urainya.
Agak sedikit berbeda dari pelaksanaan bulan – bulan K3 sebelumnya, TIA memberikan stimulan untuk mendukung efektifitas implementasi SMKP tersebut. Selain kegiatan rutin seperti upacara peringatan dan beberapa perlombaan, tahun ini TIA menggelar ajang penghargaan “Pengawas Teladan” dan “Pengawas Berprestasi” serta Penghargaan Karyawan Sehat.
Penghargaan tersebut adalah bentuk apresiasi manajemen TIA untuk memberikan penghargaan kepada pengawas yang sudah menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dari setiap pengawas. Untuk mendapatkan penghargaan tersebut bukanlah hal yang mudah. Kriteria penilaian “Pengawas Teladan” dan “Pengawas Berprestasi” meliputi banyak aspek yang meliputi disiplin tingkat kehadiran, pencapaian Safety accountability dan Indeks Penilaian Kinerja (KPI - Key Performance Indicator), hingga uji wawasan K3 melalui tes tulis serta wawancara.
Kriteria untuk Karyawan Sehat adalah tidak pernah melakukan kunjungan ke Klinik dan tidak pernah melakukan claim pengobatan baik untuk keluarga dan karyawan itu sendiri, tentunya hal ini bisa menjadi inspirasi buat karyawan yang lain, bahwa hidup sehat ternyata bisa dilakukan oleh setiap orang.
Manajemen berharap dengan adanya penghargaan tersebut dapat memotivasi kepedulian karyawan terhadap praktik K3 dalam kesehariannya, seperti dituturkan SHE Superintendent TIA Faisal Reza, “Target dengan adanya event tersebut adalah meningkatkan kepedulian Karyawan terhadap aspek K3. Menjadikan K3 sebagai suatu kebutuhan dasar baik itu dalam pekerjaan maupun dalam Kehidupan sehari – hari dirumah, sehingga paradigma ini bisa menjadi suatu kebiasaan positif dan menjadi suatu budaya bagi karyawan”.
Meski agenda bulan K3 nasional di lingkungan kerja TIA telah berakhir, namun upaya memerkenalkan budaya K3 di lingkungan kerja TIA terus menerus dilakukan. Antara lain melalui Awaresness Training mengenai K3 , promosi K3 melalui spanduk dan poster kampanye K3, serta forum komunikasi seperti Safety Talk, Safety Briefing, dan Buletin SHE yang rutin diterbitkan sebagai sumber informasi Kesehatan , Keselamatan Kerja dan Lingkungan bagi seluruh karyawan.