21 Nov
Plastik. Ketika manusia pertama kali menemukan plastik di awal abad ke 19 ini merupakan terobosan baru bagi kehidupan manusia. Perlahan demi perlahan plastik mulai memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan dan dipandang sebagai keunggulan penemuan manusia terhadap alam. Hampir tidak ada materi yang begitu luas penggunaannya seperti plastik, praktis, ringan dan relatif murah. Mainan anak-anak, alat-alat rumah tangga, alat kesehatan, alat eletronik semua menggunakan bahan yang mengandung plastik.
Selama berpuluh tahun manusia terlena dalam kemudahan yang diberikan oleh plastik tanpa menyadari bahaya yang terkandung di dalamnya. Kandungannya dapat merusak gen tubuh, memicul sel-sel kanker, dan pada ikan dapat menimbulkan mutasi gen. Sangat memprihatinkan, hampir seluruh sampah plastik bermuara di lautan, yang menyebabkan gunungan sampah plastik dan mencemari lautan.
Plastik menyimpan masalah untuk 400 tahun ke depan, yaitu 16 generasi. 91% plastik tidak dapat didaur ulang. Penggunaan plastik sama dengan penggunaan bahan bakar fossil untuk penerbangan. 99% dari plastik dapat menyebabkan perubahan iklim.
Laut mengalami ancaman yang sangat serius. 1 juta burung laut mati setiap tahunnya. Ikan yang dikonsumsi oleh manusia di dalam tubuhnya mengandung plastic dengan ukuran mikro. Air yang dikonsumsi oleh manusia pun telah terkontaminasi oleh limbah plastik. Menurut studi yang dilakukan oleh WWF Internasional, 83% sampel air yang diambil telah tercemar oleh limbah plastik. Bahkan udara yang dihirup pun telah terkontaminasi oleh microplastik.
Setiap 60 detik, sebanyak 3.000.000 plastik dan botol terjual setiap harinya. Setengah dari plastic di dunia digunakan di benua asia, digunakan oleh pemerintah, manufaktur, retail, konsumen,
Reswara, selaku industri pertambangan batubara, telah menyadari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh plastik. Kampanye diet plastik digagas sebagai suatu gerakan untuk mengurangi dampak dari penggunakan plastik oleh manusia.
Dengan menggandeng TELOBAG, sosialisasi diet plastik diadakan di kantor Reswara, Jakarta. Sosialisasi dimulai dari pukul 09.00 – 11.00 wib, dihadiri oleh karyawan Reswara dan Mifa yang berada di HO, dan juga Dani Jaya perwakilan dari TIA turut menyaksikan melalui sambungan video conference pada Jum’at, 24/08/2018 lalu.
Perwakilan TELOBAG, Mariani menjelaskan tentang dampak plastik pada lingkungan. Mariani mengingatkan, sebagai makhluk hidup harusnya sudah mulai sadar tentang kehidupan yang akan diteruskan bagi generasi mendatang bila tidak ada tindakan apapun terhadap masalah plastik ini.
TELOBAG sebagai pionir pembuat kantong plastik yang aman bagi lingkungnan di Indonesia ini hadir sebagai salah satu solusi konsumsi plastik masyarakat Indonesia. Bahan dasar yang digunakan adalah singkong atau dalam bahasa jawa biasa disebut telo, sehingga sangat aman bagi lingkungan. Ia dapat hancur dengan mudah oleh air panas suhu tertentu.
“Budaya memilah sampah juga sangat penting selain mengganti plastik yang terbuat dari fossil. Memilah sampah dapat membantu dalam proses pengolahan dan pemanfaatan sampah sehingga pada akhirnya dapat mengurangi sampah, khususnya plastik,” jelas Mariani.
Sosialisasi diharapkan dapat mengaplikasikan pengetuhuan tentang plastik dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan dapat memberikan contoh kepada keluarga sendiri. Semoga kesadaran ini akan tumbuh dan membawa pergerakan kepada penggunaan plastik yang lebih bijak.
Sesi acara diakhiri pada pukul 11.30, dan para peserta yang hadir dapat membawa pulang goodie bag yang disediakan oleh pihak TELOBAG yaitu berupa kantong plastic ukuran medium yang diproduksi oleh TELOBAG.