17 Mei
Besar kecilnya perusahaan bukan menjadi penentu dalam suksesnya penerapan K3. Yang paling utama dalah komitmen dari pimpinan tertinggi, top management, dalam menerapkan K3. Perusahaan yang besar mungkin lebih lama karna luasnya cakupan. Tapi perusahaan kecil tanpa komitmen juga tidak bisa berjalan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Trakindo Utama Bari Hamami dalam seminar Keselamatan Kerja Bulan K3 Nasional Tiara Marga Trakindo, 1 Maret 2018 di Ruang Tiara Gedung TMT 1. Bari menyampaikan, setelah adanya komitmen, barulah dapat diturunkan menjadi sebuah kebijakan, standart dan lainnya. Kemudian dilakukan training, sosialisasi dan penerapan berikut dengan konsekuensi.
“Tanpa komitmen, semua ini nggak akan berjalan. Jangan berpikir, karena Trakindo sebuah perusahaan yang besar, penerapannya jadi lebih lama sedangkan perusahaan kecil mudah dan cepat. Tidak. Itu tidak bisa jadi patokan,” tegas Bari di hadapan para pimpinan dan karyawan group TMT.
Bari menyampaikan, dirinya beruntung pernah menangani sesuatu yang bagi sebagian orang kurang menarik, yakni sesuatu yang tidak terkait dengan uang dan produksi. Dirinya pernah membidangi hal terkait human capital, corporate communication, IT, continuous improvement, dan hal kesemua bidang inilah yang menjadi penentu implementasi dari K3.
“Meski kita merupakan perusahaan yang bergerak di bidang mining cukup lama, namun perlu diketahui sistem yang terpadu K3 baru kita miliki sekitar 10 tahun ini. Dulunya, kita ikut perusahaan dimana kita mendapatkan project. Kalau kita di sitenya Pertamina, ikut Pertamina. Kalau yang tugas di Freeport, ikut Freeport. Nggak sama satu sama lain. Selanjutnya kita putuskan sebuah sistem yang standart, dan betul-betul kita pahami dari kulitnya sampai intinya,” Bari menambahkan.
Dari semua perkembangan dan dinamika di bidang K3, yang paling penting adalah upaya dalam memunculkan kesadaran pentingnya K3 kepada seluruh karyawan. K3 bukan untuk perusahaan, tapi untuk setiap orang yang terlubat, baik langsung maupun tidak langsung.
“Safety for everyone, everywhere and everytime”.
Head of Division Facility Service and Catering Service PT ISS Indonesia Bendady Pramono mengungkapkan, sosialisasi dan kampanye K3 juga sangat penting dalam implementasi K3 di lapangan. Setiap hari diadakan sosialisasi terkait K3.
“Bahkan kami membuat model kampanye K3 yang sangat bervariatif dan juga ada di kalender perusahaan. Setiap bulan, kampanye K3 di setiap departemen dan tingkatan di seluruh wilayah kerja ISS isinya sama. Kampanye yang terus menerus dan terstruktur menjadi alat yang sangat efektif dalam membentuk karakter K3,” jelas Bendady.
Selanjutnya, di dunia tambang, Kepala Teknik Tambang Tunas Inti Abadi Hari Sutikno menambahkan, penerapan K3 di dunia tambang menjadi sebuah keharusan. Bukan hanya dari sisi regulasi semata, tapi juga untuk kelangsungan operasional perusahaan.
“Tantangan di lapangan adalah para pekerja di tambang terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda, baik dari sisi pendidikan maupun pengalaman. Sehingga gaya komunikasi dalam sosialisasi K3 sangatlah penting. Kita harus dapat mengkomunikasikan hal terkait dengan K3 dengan bahasa yang paling mudah dipahami,” jelas Hari yang bertekad menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan semaksimal mungkin, di atas 90%.
Acara seminar ditutup dengan dialog dan foto bersama antara seluruh peserta dan pemateri. Usai seminar, Direktur Tiara Marga Trakindo Mia Hamami menyempatkan diri berkeliling menyaksikan ekspo K3.