18 Mei
Usai kumandang adzan Isya dan shalat berjama’ah di pelabuhan khusus batubara Mifa, tidak seperti biasanya, para karyawan Mifa dan Bel berkumpul di function room port office. Di tengah guyuran hujan yang cukup deras, mereka berkumpul guna memeringati puncak peringatan Jam Bumi pada 20.30 Wib.
15 menit sebelum acara puncak, KTT BEL Rahmad Zahri membukanya dengan sambutan dan ucapan terimakasih bagi karyawan yang telah hadir. Zahri menegaskan, kecintaan kita dan sebagai ucapan terimakasih kita pada bumi, setiap manusia harus dan wajib menjaganya untuk generasi berikutnya.
“Jam Bumi merupakan salah satu upaya kita mengurangi atau membatasi produksi gas rumah kaca. Pemadaman listrik hanya salah satu cara dan bagian kecil dari upaya bersama. Komitmen ini harus diteruskan dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan berbagai macam bentuk penghematan energi,” pesan Zahri dihadapan puluhan karyawan yang hadir pada 24 Maret lalu.
Personil Safety Mifa Fajar Harya Susilo kemudian melanjutkan paparan tentang dampak dari pencemaran lingkungan dan aktifitas manusia terhadap kondisi bumi saat ini. Berbagai risiko dimunculkan di dalam presentasi pentingnya bumi bagi kehidupan manusia.
Tepat pada pukul 20.30 Wib, secara serentak, dengan komando melalui radio komunikasi, seluruh listrik di lokasi operasional Mifa dan BEL dipadamkan, kecuali listrik yang bertenaga surya. Seketika, kawan pelabuhan yang menjadi pusat rangkaian acara gelap gulita.
Para karyawan lalu keluar ke halaman kantor pelabuhan dan menyalakan lampion bertuliskan 60+. Meski suasana hujan, tidak menurunkan semangat tim Mifa dan BEL memeriahkan peringatan Jam Bumi yang pertama kali di Meulaboh ini.
Adi Risfandi, Kepala Teknik Tambang Mifa mengatakan, kampanye global Earth Hour berupa pemadaman listrik selama satu jam menjadi gong dari inisiasi program ke depan yang lebih mengena pada aspek lingkungan.
"Kami inisiasi Earth Hour di kota kecil dan tahun depan mudah-mudah bisa bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Tahun berikutnya lagi mungkin bisa dengan Pemerintahan Aceh," ujarnya pada peringatan Earth Hour di pelabuhan khusus batu baru di Meulaboh, Sabtu (24/3/2018).
Adi menegaskan pesan dari kampanye Earth Hour tidak sekadar mematikan listrik atau menanam pohon, tetapi kepedulian terhadap perubahan iklim dan pemanasan global." Dengan peduli pada bumi, kita berharap masa depan bisa lebih baik," ujarnya.
Tepat pada pukul 21.30 waktu setempat, listrik kembali menyala. Para karyawan mengakhiri rangkaian kegiatan dengan menikmati makanan yang disediakan oleh panitia sembari diiringi orgen tunggal dari seminan lokal.