13 Sep
Pada praktik aktivitas pertambangan, lazim dikenal beberapa metode untuk memaksimalkan eksploitasi cadangan dan memerpanjang umur tambang. Linier dengan luasan lahan bukaan tambang, kewajiban penambang untuk melakukan reklamasi/ revegetasi atau pengembalian kondisi tanah seperti semula juga bertambah.
Dalam hal ini, TIA berupaya untuk mengoptimalkan pengembalian kondisi tanah serupa dengan rona awal sebelum ditambang. Disitulah tantangan muncul, ketika reklamasi dilakukan di atas lahan yang kurang produktif bahkan sulit untuk ditanami. Upaya ini dilakukan bukan sekedar pemenuhan kepatuhan terhadap regulasi, namun sebagai langkah awal agar vegetasi tanaman menjadi lebih heterogen, dan tingkat kesuburan tanah menjadi lebih baik daripada sebelum dilakukan aktivitas penambangan.
Untuk dapat tumbuh optimal, idealnya pH tanah berkisar minimal 4. Inipun harus selaras dengan faktor penunjang lainnya seperti kepadatan tanah, tingkat erosi, dan pemilihan jenis tanaman yang sekiranya cocok dengan karakter tanah.
Di area IPD 1 WMP 12, terdapat lahan reklamasi yang mengalami degradasi. PH tanah kurang dari 4, mengalami erosi, serta karakter tanahnya padat. Uji coba penanaman dilakukan pada lahan kurang produktif seluas 1600 m2 dengan jumlah pohon 100 pohon. Jenis pohon yang coba digunakan adalah sengon buto, trembesi, galam dan karet.
Perlakuan khusus yang dilakukan antara lain di lahan tersebut antara lain:
- Pembuatan lubang tanam 30X30X30 cm
- Pemberian humic acid sebanyak 2 liter (direndam selama 1-2 minggu)/lubang
- Pemberian kapur sebanyak 1 Kg /lubang
- Pemberian NPK dan Rock Phosphat sebanyak 200 gram/lubang
- Pemberian pupuk kandang sebanyak 10 kg/ lubang
Setelah dilakukan pemeliharaan dan pemantauan secara intensif selama kurang lebih 4 bulan, diketahui bahwa PH tanah meningkat, dari kisaran 3 menjadi mendekati 6. Seiring dengan membaiknya PH tanah, diameter pohon tumbuh pesat dari 60 centimeter di awal penanaman menjadi 1,8 meter di bulan keempat. Adapun rerata tinggi pohon juga menunjukkan hasil yang menggembirakan, dari 1 meter menjadi lebih dari 1,6 meter. Hingga kini, keberhasilan ini sedang dalam proses untuk direplikasi di lahan kurang produktif lainnya di area konsesi TIA.