07 Jun
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan tambang Aceh, PT Mifa Bersaudara (Mifa), menggelontorkan modal US$ 202 juta atau setara Rp 2,6 triliun untuk mengoperasikan tambang batu bara baru di Serambi Mekkah. Untuk tahap awal, Mifa akan memproduksi 3 juta ton batu bara pada tahun ini dan ditargetkan meningkat menjadi 15 juta ton pada tahun-tahun mendatang.
“Mifa merupakan pionir tambang batu bara di Aceh dengan total investasi mencapai US$ 202 juta,” ujar Slamet Haryadi, Direktur Utama PT Mifa Bersaudara, melalui keterangan tertulis, Rabu (22/4).
Slamet optimistis anak usaha Grup Reswara Minergi Hartama di bawah payung ABM Investama Tbk ini dapat mencapai target produksi 3 juta ton batu bara pada tahun ini dan 15 juta ton pada tahun-tahun berikutnya karena didukung dengan berbagai infrastruktur terpadu, mulai dari tambang, pelabuhan muat, hingga transshipment ke mother vessel.
“Dalam kawasan tambang, Mifa telah menyelesaikan pembangunan dua unit pemecah batu bara (coal crushing plant) yang masing-masing dapat berproduksi mencapai 750 ton per jam,” katanya.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah menilai masuknya Mifa dengan membangun industri batu bara terintegrasi pertama di Aceh menunjukkan bahwa Aceh memiliki potensi sumber daya alam batu bara yang cukup besar. Menurutnya, investasi Mifa tersebut membuktikan pada semua pihak bahwa Aceh adalah tempat yang layak dan nyaman untuk investasi .
“Kami sudah meminta PLN untuk menggunakan batu bara Aceh dalam operasionalnya,” kata Zaini Abdullah.
Bupati Aceh Barat HT Alaidinsyah meyakini beroperasinya industri batu bara PT Mifa Bersaudara akan sangat menunjang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Aceh. Tak hanya terbuka bagi Mifa, Bupati juga mengundang investor lain untuk menanamkan modal di wilayahnya.
“Mifa merupakan pioneer industri batu bara terpadu di Aceh dan ini membuktikan investasi di Aceh bisa berjalan baik, aman dan nyaman,” katanya.
Sebagai informasi, sepanjang 2014 realisasi penanaman modal di Aceh mencapai Rp 62,3 Triliun.
Sumber: CNN